Jakarta (Pasutri - Couples) - Bicara kodrat, mungkin perlu dibuktikannya secara teknis. Mengapa demikian?
Karena wanita begitu gampang mengatakan, bahwa wanita adalah memiliki kodrat sebagai kaum lemah. Sementara pada kenyataannya, tidak sepenuhnya benar.
Dalam konteks hubungan suami istri, kita dapat melihat, mengapa pria harus memiliki agresifitas terhadap wanita.
Hal ini secara gamblang dapat dilihat secara biologis dari sisi pria maupun wanita, dalam berhubungan suami istri.
Dimana pria harus siap terlebih dahulu, dan tanpa itu dapat dikatakan, tidak akan pernah terjadi hubungan tersebut.
Untuk dapat menyerang, pria harus yang aktif, inilah yang disebut kodrat, karena hal ini tidak dapat digantikan dengan apapun, dalam kaitannya hubungan suami istri yang normal.
Sementara wanita, dapat dengan pasif melakukan hubungan tersebut. Dari sisi inilah, dapat dilihat, bahwa pria dalam konteks hubungan suami istri, harus memiliki stamina terlebih dahulu, dan barulah sang pria dapat melakukannya.
Pria perlu memiki stamina yang prima, sebelum melakukanya, hal inilah yang disebut kodrat.
Karena hal itu tidak dapat ditawar lagi, atau tidak dapat dilakukan dengan tanpa adanya stamina itu sendiri. Situasi ini adalah mutlak adanya.
Seperti halnya melahirkan, ini mutlak dimiliki oleh wanita, sehingga inilah yang disebut kodrat.
Dalam konteks "Psikoanalisa" Sigmun Freud, dikatakan "Suatu tendensi naluriah dapat dipuaskan, misalnya karena tendensi itu disalurkan keluar melalui perbuatan-perbuatan".
Berangkat dari pernyataan Sigmun Freud tersebut, maka sekilas dapat disimpulkan, bahwa naluri seseorang dapat dipuaskan, ketika ada tanggapan positif dari lawannya.
Sebaliknya, jika naluri tersebut mendapat reaksi negatif dari lawannya, meskipun tidak mutlak, dapat menimbulkan kemungkinan Neurosa.
Foto : Istimewa
Terus Membaca
Twitter : @Pasutri
Instagram : @igpasutri
www.pasutri.web.id
Instagram : @igpasutri
www.pasutri.web.id
Labels:
Hubungan Pasutri
Thanks for reading Susu Kaleng 10.1 : Menyerang dan Diserang. Please share...!
0 Komentar untuk "Susu Kaleng 10.1 : Menyerang dan Diserang"