Jakarta (Pasutri - Couples) - Di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, pekerjaan yang dahulu hanya diisi oleh kaum pria, kini sudah mulai diisi oleh wanita. Seperti supir taxi, supir bus, satpam, dlsb-nya. Tapi lagi-lagi, dengan alasan tenaga, mereka tidak terlalu mengincar pekerjaan itu.
Padahal kenyataannya, hampir semua perusahaan taxi yang saya tahu, sepanjang tahun terus mencari supir baru untuk menjadi pengemudinya.
Kita tahu, betapa menariknya berita di TV, ketika ada seorang wanita pengemudi Bus Way. Kondisi tersebut membuat bus way menjadi pembicaraan, tidak lagi pada fungsi oleh bus way itu sendiri, tetapi pemirsa terfokus pada lapangan pekerjaan yang dapat diisi oleh wanita.
Kalau kita melihat peluang pekerjaan yang tadinya hanya diisi oleh pria, dan kini sudah mulai atau dapat diisi oleh wanita. Diskriminasi lapangan pekerjaan sekarang ini, justru banyak terjadi pada pria. Kalau tidak percaya, coba saja Anda yang pria melamar pekerjaan di pabrik garmen sebagai tenaga penjahit atau di pabrik makanan kaleng yang menerapkan proses ban berjalan.
Dari sisi lapangan pekerjaan, sebenarnya wanita tidak dapat mengatakan adanya diskriminasi, karena lapangan pekerjaannya tidak cocok untuk wanita dan begitu pula sebaliknya.
Belajar dari lapangan pekerjaan, kita juga harus belagir mengenai apa dan bagaimana yang sebenarnya disebut diskriminasi. Jadi, jangan kita terburu-buru mengatakan bahwa karena hanya wanita atau pria yang diterima pada lapangan pekerjaan tertentu.
Kita selalu berdebat, kapan telur atau ayam yang terlebih dahulu ada. Tetapi tidak demikan halnya dengan seorang pengusaha besar,mereka pasti memiliki alasan yang kuat untuk menentukan, apakah prioritas tenaga kerja bagi perusahaannya terletak pada tenaga kerja wanita atau pria.
Biasanya pengusaha selalu memandang dari sisi efisiensi dan efektifitas Kalau ini alasannya, maka si pengusaha telah melaksakanan kebijakannya dari hasil penelitian.
Demi nama emansipasi atau kesetaraan, mungkin perlu dipikirkan, bagaimana agar efisien dan efektifitas tersebut terus terjaga, letapi para pekerjanya tidak terdiskriminasi.
Sehingga perusahaan dapat terus eksis di era pasar global yang telah terjadi pada saat ini.
Foto : Istimewa
Twitter : @Pasutri
Instagram : @igpasutri
www.pasutri.web.id
Labels:
Sosial Politik Pasutri
Thanks for reading Susu Kaleng 14.4 : Lapangan Pekerjaan. Please share...!
0 Komentar untuk "Susu Kaleng 14.4 : Lapangan Pekerjaan"